Total Tayangan Halaman

Minggu, 03 April 2011

Praktisi: Santri Perlu Merambah Dunia Jurnalistik

Senin, 4 April 2011 09:15
 
Bogor, NU Online
     
Ratusan santri Pondok Pesantren Daarul Rahman Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, ditatar wawasan jurnalistik dan dunia media massa, Ahad (3/4).
      "Pendidikan dan pelatihan jurnalistik bagi santri sebagai upaya menambah wawasan. Santri perlu memahami dunia media massa dengan baik, agar mampu mengikuti perubahan zaman," kata Ustadz Baejuri, penggagas kegiatan kepada NU Online di Bogor, Senin.
      Penataran wawasan jurnalistik menghadirkan dua nara sumber, yakni Ahmad Fahir, M.Si, direktur lembaga konsultan media Universal Communication Agency, dan Dadan Sutaryana, SH, redaktur LPP RRI Pusat.
      Ustadz Jaki, koordinator bidang perpustakaan dan publikasi Pesantren Daarul Rahman menambahkan, penataran jurnalistik di pesantren yang dirintis tokoh NU, Prof KH Syukron Makmun tersebut diharapkan dapat membawa implikasi positif dalam menumbuhkan minat menulis santri.
      "Kami berharap santri Daarul Rahman menekuni minat menulis. Keterampilan menulis akan sangat bermanfaat sebagai bekal terjun di tengah masyarakat," paparnnya.
      Ahmad Fahir yang menyampaikan materi dengan tema "Mengenal Dunia Jurnalistik" mengemukakan, santri perlu mengkaji jurnalistik dengan baik. "Alumni pesantren perlu melirik media massa sebagai salah satu ladang dalam mengembangkan misi dakwahnya," kata Fahir.
      Dikatakannya, pada zaman sosial media seperti sekarang, semua orang tiak bisa melepaskan diri dari pengaruh media dan teknologi informasi. Karena itu, santri perlu memahami dunia media, agar bias berpartisipasi dalam memberikan warna media massa.
      "Dunia sekarang telah berubah menjadi global village atau layaknya desa kecil. Pesantren perlu mengikuti dan merespons berbagai tanda perubahan zaman dengan menyiapkan kader-kadernya ikut mewarnai dunia jurnalistik," terang pria yang menamatkan studi magister komunikasi pembangunan IPB.
      Dadan Sutaryana yang memaparkan materi bertema "Memahami Jurnalistik Radio dan Broadcasting" mengungkapkan, santri perlu memahami dunia jurnalistik, karena tuntutan perubahan zaman.
      "Media merupakan salah satu pilar demokrasi pada sebuah negara. Media memainkan peran penting dalam perubahan. Kalangan pesantren perlu memahami dunia media, agar bisa brkolabotasi dengan berbagai komunitas lain dalam menentukan arah perubahan masyarakat," tegasnya.
      Dadan menamahkan, kegiatan tersebut memiliki manfaat besar bagi santri. "Melalui penataran wawasan jurnalistik, santri akan lebih melek terhadap dunia media.”
      “Implikasi penataran jurnalistik, wawasan santri semakin terbuka dan ia akan lebih peka dalam menjawab berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat, sesuai kodrat pesantren sebagai motor utama perubahan sosoal," demikian Dadan Sutaryana. (hir)